Tragedi di Puncak Carstensz: Dua Pendaki Meninggal, APGI Lakukan Evaluasi Mendalam

Pendakian menuju Puncak Carstensz, salah satu dari Seven Summits dunia yang terletak di Kabupaten Mimika, Papua Tengah, berakhir tragis bagi dua pendaki perempuan asal Jakarta dan Bandung. Lilek Wijayati (59) dan Elsa Laksono (60) meninggal dunia dalam perjalanan mereka menuju puncak pada Sabtu (1/3/2025). Keduanya memulai pendakian pada Jumat (28/2/2025) dengan harapan menaklukkan salah satu gunung paling menantang di dunia.

Ketua Umum DPP Asosiasi Pendaki Gunung Indonesia (APGI), Rahman Mukhlis, mengonfirmasi kejadian ini dalam keterangan resmi pada Minggu (2/3/2025). “Kronologi kejadian dan informasi lebih lanjut masih dalam proses investigasi oleh pihak berwenang di Timika,” ujarnya. Sementara itu, proses evakuasi jenazah masih berlangsung dari Basecamp Lembah Kuning ke kota Timika hingga Minggu sore.

Satu jenazah telah tiba di Timika pada Minggu (2/3/2025), sementara jenazah lainnya direncanakan dievakuasi menggunakan helikopter pada Senin (3/3/2025). Kedua jenazah akan diserahkan kepada keluarga masing-masing di Jakarta dan Bandung.

APGI Akan Lakukan Evaluasi Mendalam

Menyikapi musibah ini, APGI berencana melakukan evaluasi menyeluruh untuk meningkatkan standar keselamatan dan keamanan dalam kegiatan pendakian gunung di Indonesia. “Kami akan mengambil pelajaran dari kejadian ini untuk memastikan bahwa pendakian di masa depan dapat dilakukan dengan lebih aman,” kata Rahman.

Puncak Carstensz: Tantangan Ekstrem bagi Pendaki

Puncak Carstensz, atau yang dikenal juga sebagai Puncak Jaya, merupakan salah satu gunung paling sulit didaki di dunia. Dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut, gunung ini menawarkan rute yang penuh tantangan, termasuk medan berbatu curam, cuaca ekstrem, dan kondisi alam yang tidak terduga. Pendakian ke Puncak Carstensz membutuhkan persiapan fisik, mental, dan logistik yang matang, serta pemandu yang berpengalaman.

Tragedi ini mengingatkan kita akan pentingnya kesiapan dan keselamatan dalam setiap kegiatan pendakian. APGI berharap, evaluasi yang dilakukan dapat menjadi langkah awal untuk mengurangi risiko serupa di masa depan, sekaligus memastikan bahwa pendakian gunung di Indonesia tetap menjadi kegiatan yang aman dan menyenangkan bagi para pecinta alam.

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn