Tren wisata sedang berubah. Bukan lagi soal pamer destinasi hits atau koleksi foto Instagramable semata—kini, makna dan dampak jadi pertimbangan utama, terutama bagi Gen Z dan milenial.

Generasi muda ini mulai mengarahkan kompas liburan mereka ke tempat-tempat yang tidak hanya indah, tapi juga berkelanjutan. Mereka tertarik pada wisata yang memperhatikan kelestarian alam, menjaga budaya lokal, serta memberi manfaat langsung ke masyarakat sekitar.

✨ Mencari Pengalaman, Bukan Sekadar Liburan

Alih-alih memilih tempat ramai dan penuh turis, Gen Z dan milenial lebih menyukai destinasi tersembunyi yang menyuguhkan pengalaman otentik. Bertemu langsung dengan warga lokal, belajar budaya setempat, hingga ikut kegiatan konservasi—semua ini menjadi bagian dari “petualangan” baru yang mereka cari.

Bagi mereka, perjalanan bukan cuma soal pergi dan pulang. Tapi tentang mengenal dunia secara lebih dalam dan personal.

💚 Mau Bayar Lebih, Asal Ramah Lingkungan

Menariknya, para pelancong muda ini juga tidak ragu untuk merogoh kocek lebih dalam demi mendukung akomodasi dan aktivitas wisata yang ramah lingkungan. Menurut survei terbaru, hampir seluruh Gen Z dan milenial di Indonesia bersedia membayar lebih demi memastikan liburan mereka tidak merusak alam.

Mereka mulai menghindari hotel besar yang boros energi, dan beralih ke penginapan kecil berbasis komunitas yang menjalankan praktik hijau seperti pengelolaan sampah dan penggunaan energi terbarukan.

🌿 Liburan Sekaligus Aksi Nyata

Bagi Gen Z dan milenial, traveling kini punya misi. Mereka ingin memastikan kehadiran mereka sebagai wisatawan justru membawa kebaikan—baik untuk lingkungan maupun masyarakat lokal. Oleh karena itu, mereka lebih kritis dalam memilih destinasi dan aktivitas.

Mulai dari menanam pohon, membersihkan pantai, hingga ikut pelatihan membatik di desa wisata—liburan semacam ini memberi rasa puas yang berbeda.

🚀 Tren yang Akan Terus Tumbuh

Dengan meningkatnya kesadaran soal isu iklim dan keberlanjutan, tren wisata ramah lingkungan ini diperkirakan tidak hanya bertahan, tapi terus berkembang. Generasi muda sedang membentuk wajah baru pariwisata—lebih sadar, lebih bertanggung jawab, dan lebih berdampak.

Dan yang pasti, mereka tidak hanya sekadar pelancong—mereka adalah agen perubahan.